MORE ARTICLES

Emisi Metana Jadi Sorotan, Jepang Intensifkan Kolaborasi dengan Indonesia

Ecobiz.asia — Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) memperkuat upaya pengukuran dan pengendalian emisi metana dari sektor gas alam cair (LNG) melalui kerja sama dengan Indonesia dan sejumlah negara produsen utama lain termasuk Malaysia, dan Inggris.

Direktur Divisi LNG dan Metana JOGMEC, Mastaka Yarita, mengatakan kolaborasi ini fokus pada pengumpulan data dan pengukuran emisi metana secara menyeluruh, mulai dari kegiatan produksi hulu hingga jaringan pipa distribusi.

- Advertisement - Iklan

“Kami telah bekerja sama sangat erat dengan Indonesia, Malaysia, dan Inggris untuk mengukur emisi metana dari kegiatan operasional mereka, termasuk dari lapangan produksi dan jaringan pipa,” ujar Yarita dalam ASEAN Methane Energy High-Level Policy Dialogue yang digelar di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Baca juga: Dukung Transisi Energi dan Hilirisasi, Butuh 6,2 Juta Tenaga Kerja Terampil dan Adaptif

Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif Jepang dan Korea Selatan yang diluncurkan pada Juli 2023 di Konferensi LNG Producer-Consumer di Tokyo. 

JOGMEC bertindak sebagai fasilitator yang menjembatani pembeli dan produsen LNG dalam meningkatkan transparansi serta pengurangan emisi metana di seluruh rantai pasok.

Yarita menjelaskan, dari 20 proyek LNG global yang disurvei pada 2024, sekitar 80 persen memberikan respons terhadap kuesioner emisi metana, sementara 30 persen di antaranya membuka data emisinya secara penuh.

Baca juga: Lakukan Reklamasi Eks Tambang di Dataran Tinggi, Freeport Tegaskan Komitmen Tambang Berkelanjutan 

“Data menunjukkan bahwa hampir 90 persen pasokan LNG ke Jepang dan Korea Selatan kini telah masuk dalam cakupan pemantauan emisi metana, dengan target intensitas hanya 0,2,” katanya.

Selain pengumpulan data, JOGMEC juga memberikan dukungan teknis langsung kepada produsen LNG untuk membantu identifikasi sumber emisi dan penerapan solusi teknis di lapangan, seperti pengurangan emisi dari flare dan kebocoran pipa.

“Melalui pengukuran bersama, kami berupaya menemukan solusi teknis yang paling efektif,” kata Yarita.

Ia menegaskan bahwa kerja sama erat antara negara produsen dan konsumen LNG, disertai keterbukaan data, merupakan kunci untuk menurunkan jejak karbon sektor energi dan mencapai target netral karbon pada 2050. ***

Baca Juga:  PTBA Kembangkan Produk Carbon Saver, Kurangi Emisi Kegiatan Pertanian

MORE ARTICLES

LATEST