MORE ARTICLES

Hadapi Ancaman Iklim, Industri Kopi Perlu Bertransformasi ke Arah Keberlanjutan

Ecobiz.asia – Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan industri kopi spesialti di Indonesia, termasuk kopi Gayo yang telah lama dikenal dengan cita rasa dan aroma khasnya. 

Peningkatan suhu, pola cuaca ekstrem, dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan telah menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas, serta mengancam mata pencaharian ribuan petani.

- Advertisement - Iklan

Para ahli memperkirakan bahwa tanpa intervensi berarti, hingga 50 persen area produksi kopi berisiko hilang pada tahun 2050. Hal ini mendorong perlunya transformasi industri kopi ke arah yang lebih tangguh dan ramah lingkungan.

Baca juga: Inovasi Kopi Panas Bumi: Jejak Deden dari Kamojang ke Pasar Global

Sebagai respons terhadap tantangan ini, World Resources Institute (WRI) Indonesia bersama HSBC Indonesia meluncurkan proyek Kopi Gayo Berkelanjutan. 

Proyek ini bertujuan mendukung ketahanan industri kopi dari hulu ke hilir melalui praktik produksi yang adaptif terhadap perubahan iklim sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Tiga pilar utama proyek ini mencakup konservasi hutan melalui perhutanan sosial, peningkatan proses pasca-panen dan penggunaan energi terbarukan, serta intervensi pasar untuk menciptakan nilai tambah bagi petani. Inisiatif ini juga memfasilitasi kolaborasi lintas rantai pasok kopi — mulai dari petani, koperasi, pelaku industri, hingga pembuat kebijakan.

Direktur WRI Indonesia, Nirarta Samadhi, menegaskan bahwa perubahan iklim dapat berdampak serius terhadap ekonomi lokal yang bergantung pada komoditas kopi. 

“Kopi merupakan komoditas penting yang melibatkan banyak pihak. Kami ingin membantu petani Gayo beradaptasi dan menjaga produksi tetap berkelanjutan,” ujarnya, dalam keterangannya dikutip Minggu (18/5/2025).

Sementara itu, Presiden Direktur HSBC Indonesia, Francois de Maricourt, mengatakan bahwa sektor keuangan memiliki peran strategis dalam mendukung proyek-proyek mitigasi perubahan iklim. “Kami mendukung sistem pangan dan pertanian berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen terhadap net zero. Melalui proyek ini, kami berharap dapat mendorong kerangka praktik kopi berkelanjutan dari hulu ke hilir,” katanya.

Baca juga: Hancurnya Komoditas Kelapa di Indonesia: Catatan Sejarah dan Pelajaran Berharga Bagi Komoditas Sawit

Baca Juga:  Guru Besar UGM Sebut Enrichment Planting Pacu Pelestarian Pengelolaan Hutan dan Peningkatan Cadangan Karbon

Peluncuran proyek ini digelar bersamaan dengan World of Coffee Jakarta 2025 dalam format talk show bertajuk “Dari Ladang ke Cangkir: Peluang Kopi Spesialti di Tengah Perubahan Iklim”. Acara ini dihadiri oleh petani, roastery, pelaku industri, dan pemangku kebijakan, serta menjadi forum untuk berbagi pengetahuan dan menjalin kolaborasi.

Dengan sinergi antara lembaga penelitian, sektor swasta, dan masyarakat, kopi Indonesia diharapkan tidak hanya mampu bertahan menghadapi krisis iklim, tetapi juga tumbuh sebagai produk unggulan global yang berkelanjutan. ***

MORE ARTICLES

LATEST