Ecobiz.asia – Peningkatan kompetensi instalatur listrik menjadi langkah krusial dalam menekan risiko kebakaran akibat korsleting dan memastikan keselamatan kelistrikan di sektor hunian.
Hal ini ditekankan dalam pelatihan massal yang digelar Schneider Electric melalui kampanye nasional Gerakan Listrik Aman, Jumat (23/5/2025).

Sebanyak lebih dari 7.800 instalatur listrik dari 15 asosiasi dan komunitas profesi mengikuti pelatihan instalasi listrik hunian yang berlangsung serentak di 10 kota besar di Indonesia.
Dengan jumlah peserta tersebut, pelatihan ini resmi mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai “Pelatihan Instalatur Listrik dengan Peserta Terbanyak.”
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, mengatakan bahwa listrik menjadi penyebab utama kebakaran di area perumahan.
“Ini adalah perhatian kita bersama. Salah satu perangkat pengaman yang sangat penting adalah Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau anti-setrum, yang mampu melindungi dari sengatan listrik dan kebakaran,” ujar Jisman.
Data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat bahwa lebih dari 60% insiden kebakaran bangunan disebabkan oleh gangguan kelistrikan.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap perangkat proteksi listrik seperti GPAS—yang dikenal juga sebagai RCCB atau ELCB—menjadi sangat penting. Perangkat ini telah direkomendasikan dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020 serta Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2021.
President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan, menegaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk membekali para instalatur dengan kemampuan teknis yang sesuai standar.
Baca juga: Schneider Electric-ITB Kerja Sama Ciptakan Generasi Muda Unggul Sektor Energi dan Otomasi
“Keselamatan kelistrikan dimulai dari instalasi yang benar. GPAS bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tapi menyangkut perlindungan nyawa dan aset masyarakat,” kata Martin.
Schneider Electric juga memperkenalkan produk GPAS Domae yang hadir dalam dua varian: 30 mA untuk perlindungan dari sengatan listrik dan 300 mA untuk mencegah kebakaran akibat arus bocor.
Produk-produk ini didesain untuk hunian seperti rumah dan apartemen, dan telah memenuhi standar keamanan nasional.
Senior Customer Relations Manager MURI, Andre Purwandono, menilai bahwa rekor ini bukan hanya pencapaian jumlah, melainkan bentuk nyata kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Ini adalah simbol kesadaran bersama akan pentingnya keselamatan listrik,” ujarnya.
Melalui pelatihan ini, Schneider Electric mendukung upaya strategis pemerintah dalam mempercepat pembangunan 3 juta rumah layak huni yang aman dan sesuai regulasi kelistrikan. Informasi lebih lanjut tentang produk dan pelatihan tersedia melalui laman resmi se.com/id atau aplikasi mySchneider. ***