MORE ARTICLES

Menko AHY Sebut Emisi Karbon Sektor Logistik Mengkhawatirkan, Dorong Akselerasi Menuju Net Zero Emission

Ecobiz.asia — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa sektor angkutan barang atau logistik menjadi salah satu penyumbang emisi karbon paling signifikan dan perlu segera mendapatkan perhatian dalam agenda transisi energi nasional.

Pernyataan itu disampaikan AHY dalam Indonesia Zero Emission Heavy Duty Vehicle Summit 2025 yang diselenggarakan World Resource Institute (WRI) di Jakarta, Selasa (27/5/2025).

- Advertisement - Iklan

“Freight memang jumlahnya tidak sebanding dengan kendaraan pribadi, tapi kontribusinya terhadap emisi CO2 sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.

Baca juga: Fokus pada Energi Bersih, Pemerintah Buka Peluang Investasi Rp2.900 Triliun dalam RUPTL 2025-2034

Ia menekankan perlunya intervensi kebijakan yang berpihak secara tegas untuk mencegah makin memburuknya dampak sektor ini terhadap lingkungan. “Harus ada keberpihakan dalam kebijakan publik untuk membalikkan keadaan,” kata AHY.

AHY juga menyoroti bahwa emisi dari kendaraan berat, terutama di wilayah perkotaan seperti Jakarta, menjadi kontributor utama polusi udara. 

Ia mengutip riset yang menyebutkan bahwa sekitar 60 persen PM2.5—partikel polutan paling berbahaya bagi kesehatan manusia—berasal dari kendaraan logistik. “Banyak kematian disebabkan oleh polusi. Ini bukan lagi isu teknis, tapi soal kemanusiaan,” tegasnya.

Sebagai bagian dari solusi, pemerintah mendorong pengembangan transportasi logistik berbasis energi bersih. 

Langkah ini mencakup pembangunan infrastruktur pengisian daya (charging station) serta pemberian insentif fiskal guna mempercepat adopsi kendaraan rendah emisi.

“Kalau kita ingin mengembangkan zero emission freight, maka infrastrukturnya harus siap—berapa banyak, di mana saja titiknya, dan seperti apa kapasitasnya,” jelas AHY.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa percepatan menuju net zero emission bukan hanya urusan teknokrat, tetapi merupakan agenda kolektif yang harus dipahami dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. “Yang paling terdampak dari pemanasan global adalah saudara-saudara kita di lapisan bawah,” katanya.

Baca juga: Menteri LH Soroti 500 Hektar Lahan Pascatambang PT MPC yang Belum Dipulihkan, Ancam Proses Hukum

Menko AHY juga menyerukan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan dukungan pembiayaan dari dalam dan luar negeri agar transisi energi dapat berjalan efektif dan adil.

Baca Juga:  Masyarakat Sipil Tolak Pelemahan SVLK, Nilai Ekspor Kayu Indonesia Dipertaruhkan

“We cannot afford the price of inaction. Jangan karena merasa ini terlalu berat lalu kita diam. Kita akan diaudit oleh anak cucu kita,” ucapnya mengingatkan.

Ia menutup dengan optimisme bahwa langkah kecil yang konsisten dapat membawa dampak besar bagi pengurangan emisi. “Ketika kita bertindak, sekecil apa pun, akan ada pergerakan yang signifikan. Insya Allah, pahalanya besar,” tutupnya. ***

MORE ARTICLES

LATEST