Ecobiz.asia — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat keselamatan kerja di wilayah operasi Blok Rokan.
Inovasi ini menjadi bagian dari transformasi digital yang tengah dilakukan perusahaan guna mendukung operasi yang efisien, aman, dan andal.

Salah satu teknologi yang diterapkan adalah AI-CCTV, sistem kamera pengawas berbasis kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi potensi bahaya secara real-time.
Teknologi ini tidak hanya merekam aktivitas di lapangan, tetapi juga menganalisis data untuk mendeteksi pelanggaran keselamatan seperti pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) atau melakukan tindakan berisiko.
“Sistem ini mampu memberikan peringatan dini terhadap potensi bahaya, sehingga langkah pencegahan bisa segera diambil. Ini membuat pengawasan keselamatan kerja lebih efisien dan mengurangi kebutuhan inspeksi manual,” ujar General Manager PHR Zona Rokan, Andre Wijanarko dikutip Kamis (12/6/2025).
Penerapan teknologi ini dinilai berhasil meningkatkan kemampuan deteksi dini, mempercepat respons terhadap insiden, serta memperkuat budaya keselamatan kerja di lingkungan PHR.
Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas, Hendratmi Susilowati, menyambut baik langkah ini dan menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (HSSE) merupakan prioritas utama dalam industri hulu migas.
“SKK Migas telah menetapkan pedoman SIAP Selamat yang menjadi acuan penerapan HSSE oleh seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Dampaknya sangat positif, terlihat dari membaiknya insident rate (IR) di industri hulu migas,” ujarnya.
Ia menambahkan, penerapan teknologi seperti AI dan Machine Learning, sebagaimana dilakukan PHR, merupakan langkah maju yang patut menjadi contoh bagi KKKS lainnya.
“Langkah PHR dapat menjadi pembelajaran positif dalam upaya penguatan standar keselamatan kerja secara lebih luas,” kata Hendratmi.
Sepanjang 2024, PHR mencatatkan capaian positif dalam aspek keselamatan kerja. Perusahaan berhasil menorehkan Total Recordable Incident Rate (TRIR) sebesar 0,09 serta mencatat 150.000 safe man hours dari total 60.000 pekerja dan mitra kerja.
Capaian ini mencerminkan komitmen dan konsistensi PHR dalam membangun budaya HSSE di seluruh lini operasional.
Baca juga: RGE dan TotalEnergies Kembangkan Proyek PLTS dan Baterai di Riau, Dukung Ekspor Listrik ke Singapura
Tak hanya AI-CCTV, PHR juga tengah mengembangkan platform pelatihan keselamatan berbasis teknologi Metaverse bekerja sama dengan Politeknik Caltex Riau (PCR).
Melalui digitalisasi ini, pekerja dapat mempelajari prosedur keselamatan secara interaktif, mengenali peralatan, serta memahami potensi risiko di lapangan.
“Visualisasi dan digitalisasi ini sangat membantu dalam menjaga keandalan operasi. Harapannya, pekerja akan lebih siap dan kompeten dalam menjaga aset negara,” jelas Andre.
PHR menegaskan bahwa keselamatan kerja bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk mendukung ketahanan energi nasional. Perusahaan berkomitmen untuk terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi inovatif dalam meningkatkan efektivitas penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di seluruh wilayah operasinya. ***